Langsung ke konten utama

Aretha Franklin

Diva yang Berangkat Dari Gospel
Aretha Franklin dilahirkan di Memphis,Tennessee, 24 Maret 1942 dari pasangan Rev. C. L. Franklin dan Barbara Siggers Franklin. Masa kecil diva ini tidak terlalu bagus, kedua orangtuanya berpisah saat Franklin masih berusia 6 tahun, dan diusia 10 tahun, ibunya meninggal dunia.

Diva yang satu ini memulai karirnya diusia 14 tahun lewat album bergenre Gospel “Song Of faith” ditahun 1956. Aretha kemudian hijrah ke jalur pop setelah Motown Records dan RCA menawarinya kontrak rekaman. Tapi, diva yang sejak usia 10 tahun ditinggal sang ibu ini malah memilih mengikat kontrak dengan Columbia Records ditahun 1960.

Pada periode ini, karya Aretha Franklin memperlihatkan pengaruh musik Jazz, dan menghasilkan beberapa hits antara lain "Today I Sing The Blues", "Won't Be Long" and "Operation Heartbreak".
Akhir tahun 1966 Franklin pindah ke Atlantic Records, dan setahun kemudian Artha merilis album "I Never Loved a Man (The Way I Love You)" yang menjadi awal kesuksesnya didunia musik. Single dari album ini dengan judul yang sama "I Never Loved a Man (The Way I Love You)" behasil menjadi no.1 di Billboard R&B Singel dan masuk top 10 di Billboard hot 100. Singel kedua dari album ini "Respect", juga menjadi no.1 baik di tangga lagu R&B maupun Pop sekaligus membawa Franklin kejalur ketenaran.

Lewat single ini pulalah, Franklin berhasil meraih Grammy Award pertamanya di tahun 1968. Ditahun yang sama, Franklin merilis album “Lady Of Soul” yang juga sukes mencetak hits, antara lain; “Chain Of Fools” dan "(You Make Me Feel Like) A Natural Woman".

Aretha Franklin memulai tahun 70-an dengan dua album yang satu diantaranya yaitu, “Aretha Great Hits” membuahkan no.1 hits di R &B chart lewat single “Spanis Harlem”. Ditahun 1972, Franklin kembali ke jalur Gospel dengan album “Amazing Grace”. Album ini terjual sebanyak 2 juta copy di Amerika Serikat saat itu, sekaligus menjadi "the best-selling gospel album of all time".

Franklin terus mencetak hits hingga pertengahan tahun 1970-an diantaranya “Angel” ditahun 1973 yang menjadi R & B no.1 hits, dan "Until You Come Back to Me (That's What I'm Gonna Do)" yang juga mencapai no.1 R & B hit. Namun, diperiode inilah, nama Franklin seakan tenggelam lantaran booming musik disco. Nama Aretha Franklin makin tenggelam setelah disaat bersamaan Atlantic Record mulai berpaling darinya dan lebih memilih artis kulit hitam muda lainya seperti Natalie Cole, Chaka Khan and Donna Summer.

Franklin kembali bangkit diawal tahun 80-an. Dibawah Arista Records ia kebali mencetak hits lewat single "United Together" dan "Love All The Hurt Away" yang berhasil masuk top 10 Billboard R&B. Namun baru pada album “Jump To It” di tahun 1982 namanya kembali benar-benar diperhitungkan.

Album yang di produseri Luther Vandross ini menghasilkan No1. R & B Hits "(Giving Him) Something He Can Feel", albumnya sendiri mencapai no.1 Billboard's R&B Albums. Tahun 1985 Franklin meriah sukses besar setelah albumnya “Who’s Zoomin’ Who? Meraih platinum. Album ini menghasilkan hits "Freeway of Love" dan "Sisters Are Doing It For Themselves". Berikutnya album entitled “Aretha” kembali menuai sukses, lewat duetnya dengan George Michael, "I Knew You Were Waiting (For Me)" yang menjadi No.1 hits di tangga lagu Pop.

Tahun 1987 hingga awal thn 90-an Franklin kembali ke jalur Gospel namun album-albumnya tidak begitu sukses. Karir nenek dari artis Mariah Carey ini kebali melonjak ditahun 1993. Aretha Franklin kembali mencetak hits kali ini di jalur dance-club lewat soundtrack the Sister Act 2: "Deeper Love" dan tahun berikutnya, lewat ballads "Willing To Forgive", yang mencapai posisi Top 5 di Billboard's R&B chart.

Tahun 1998, albumnya “A Rose Is Still A Rose” yang bermaterikan genre Urban Contemporary, Hip-Hop dan Soul mendapat setifikasi gold termasuk singelnya. Setelah sukses album ini, Franklin tetap berkaya. Terakhir ditahun 2003 Franklin merilis album “So Damn Happy” yang membuahkan hits "Wonderful". Setelah merilis album ini, Franklin meniggalkan Arista Records dan membuat perusahaan rekaman sendiri Aretha Records. Lewat labelnya ini Fanklin berencana merilis albumnya yang telah lama tertunda “A “Woman Falling Out Of Love” ditahun 2009.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAKIT CINTA ala STEREOVILLA

Stereovilla is Back............... Band Asal Yogya yang sempat menghebohkan blantika musik indonesia di akhir 2003 lalu itu kembali lagi. Tapi,apanya yang bikin heboh? Apalagi kalo bukan lewat musik dan penampilannya. Disaat banyak band tampil dengan musik pop standar,Stereovilla berani tampil beda.Band ini pun berani menggali warna 70-an,baik lewat notasi,sounds,bahkan lirik lagu yang sangat tidak biasa pada masa itu. Di Saat banyak band pop dandan seadanya,lima anak band ini pun tampil dengan dandanan yang begitu colorfull-mirip gaya psychedelic 70-an. Peri yang bijak ,single pertama stereovilla sempat jadi hit di berbagai radio. Disusul Pesta Pora yang sontak mencuri perhatian lantaran menghadirkan Sandy Aulia yang saat itu lagi berkibar lewat film , Eifel I'm In love- tarik suara di lagu ini. Dan setelah itu sekitar tahun 2005-Stereovilla seolah menghilang... Kemana Mereka ? Gak kemana mana.Para personel Stereovilla :Otom(bass),Igi(gitar),Widi (vokal),Joe(gitar),dan Ari(durm) t...

Cheap Trick

All About Classic Rock Favorite Combining a love for British guitar pop songcraft with crunching power chords and a flair for the absurd, Cheap Trick provided the necessary links between '60s pop, heavy metal, and punk. Led by guitarist Rick Nielsen , the band's early albums were filled with highly melodic, well-written songs that drew equally from the crafted pop of the Beatles , the sonic assault of the Who , and the tongue-in-cheek musical eclecticism and humor of the Move . Their sound provided a blueprint for both power pop and arena rock; it also had a surprisingly long-lived effect on both alternative and heavy metal bands of the '80s and '90s, who also relied on the combination of loud riffs and catchy melodies. Cheap Trick's roots lie in Fuse, a late-'60s Rockford, IL, band formed by Rick Nielsen and bassist Tom Petersson, who released an unsuccessful album on Epic in 1969. After the record failed to gain any attention, the band relocat...

Midlife: A Beginner’s Guide to Blur

Untuk menyambut tur reuni guna memperingati perayaan 20 tahun berdirinya Blur, maka dirilislah ‘Midlife: A Beginner’s Guide to Blur’, sebuah album ganda yang berisikan banyak single dari album-album terdahulu mereka. Lho, bukannya mereka sudah pernah merilis album ‘The Best of Blur’ di tahun 2000? Benar sekali, akan tetapi album ini ternyata merupakan kompilasi yang lebih luas dari album tersebut. 'The Best of Blur' sendiri merangkum serangkaian hits yang terdapat dalam 5 album dalam periode tahun 1991 hingga 1999. Sedangkan ‘Blur – Midlife: A Beginner’s Guide to Blur’ ini juga mencakup hits dari album ‘Think Tank’ yang rilis di tahun 2003, album terakhir mereka. Pada dekade 90-an, Blur merupakan penggerak utama motor invasi Brit-Rock di dunia selain Oasis dan juga Radio Head. Bahkan Oasis digadang-gadangkan menjadi rival utama mereka dalam merebut tahta penguasa Brit-Rock. Sayangnya, menjelang era 2000-an justru kedua ba...