Langsung ke konten utama

Richard Mark

Berawal Dari Backing Vocal
Penyanyi kelahiran Chicago Ilinois Amerika Serikat pada 16 September 1963, ini memang mempunyai darah seni yang kental dari kedua orang tuanya. Ibunya, Ruth merupakan seorang penyanyi, sementara sang ayah Dick Marx adalah musisi jazz.

Penyanyi bernama asli Richard Nole Mark ini memulai karirnya sebagai backing vocal artis ternama seperti Lionel Richie, Madonna, dan Withney Houston. Mark juga sempat menulis lagu hits “Crazy” yang dibawakan trio Kenny Rogers, James Ingram dan Kim Carnes.

Setelah empat tahun berkarir sebagi backing vocal dan penulis lagu, Mark ahirnya merilis album perdananya “Richard Mark” di tahun 1987. Album ini langsung meledak dengan menelurkan 4 hits single; “"Don't Mean Nothing", "Should’ve Known Better", "Endless Summer Nights" dan single terakhir dari album ini, "Hold on to the Nights",yang menjadi no.1 hits single pertama bagi Richard Marx. Tahun 1988, nama Richard Marx masuk nominasi Grammy untuk ketegori 'Best Rock Vocal Performance - Male' untuk lagu "Don’t Mean Nothing".

Tahun 1989 Mark merilis album keduanya “Repeat Offender”. Album ini menjadi no.1 Album di Billboard Chart, meraih triple platinum dan terjual sebanyak 5 juta copy. Dua single pertama dari album ini, "Satisfied" dan "Right Here Waiting," berhasil mencapai posisi No.1 di tangga lagu AS, sementara single ketiga "Angelia" berhasil mencapai posisi 4.

Dua kali mencetak multi platinum album, Richad Mark kembali mengukir sukses serupa pada album ke tiganya “Rush Street” di tahun 1991. Album yang juga menampilkan guess piano Billy Joel dan backing vocal, Luther Vandross ini membuhkan hits “"Keep Coming Back", "Hazard", "Take This Heart" and "Chains Around My Heart".

Sukses ini dilanjutkan dengan album multi platinum berikutnya, “Paid Vacation”. Album yang dirilis tahun 1994 ini menghasilkan hits "Now and Forever" dan "The Way She Loves Me,". Mark menutup tahun 90-an dengan merilis album “Flesh and Bone” ditahun 1997 yang membuahkan hits "Until I Find You Again" yang menjadi No.1 hits di beberapa negara dan berhasil mencapai posisi 3 di AS.

Tahun 2000 Mark merilis album "Days in Avalon" yang gagal di pasar AS, namun cukup sukses di Asia dan Australia. Hal serupa terjadi pada album Mark berikutnya "My Own Best Enemy" di tahun 2004. Meski menghasilkan dua hits single "When You're Gone" and "Ready to Fly.". Terakhir Richard Mark masih merilis dua album di tahun 2008 “Duo” dan "Emotional Remains and Sundown.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAKIT CINTA ala STEREOVILLA

Stereovilla is Back............... Band Asal Yogya yang sempat menghebohkan blantika musik indonesia di akhir 2003 lalu itu kembali lagi. Tapi,apanya yang bikin heboh? Apalagi kalo bukan lewat musik dan penampilannya. Disaat banyak band tampil dengan musik pop standar,Stereovilla berani tampil beda.Band ini pun berani menggali warna 70-an,baik lewat notasi,sounds,bahkan lirik lagu yang sangat tidak biasa pada masa itu. Di Saat banyak band pop dandan seadanya,lima anak band ini pun tampil dengan dandanan yang begitu colorfull-mirip gaya psychedelic 70-an. Peri yang bijak ,single pertama stereovilla sempat jadi hit di berbagai radio. Disusul Pesta Pora yang sontak mencuri perhatian lantaran menghadirkan Sandy Aulia yang saat itu lagi berkibar lewat film , Eifel I'm In love- tarik suara di lagu ini. Dan setelah itu sekitar tahun 2005-Stereovilla seolah menghilang... Kemana Mereka ? Gak kemana mana.Para personel Stereovilla :Otom(bass),Igi(gitar),Widi (vokal),Joe(gitar),dan Ari(durm) t...

Cheap Trick

All About Classic Rock Favorite Combining a love for British guitar pop songcraft with crunching power chords and a flair for the absurd, Cheap Trick provided the necessary links between '60s pop, heavy metal, and punk. Led by guitarist Rick Nielsen , the band's early albums were filled with highly melodic, well-written songs that drew equally from the crafted pop of the Beatles , the sonic assault of the Who , and the tongue-in-cheek musical eclecticism and humor of the Move . Their sound provided a blueprint for both power pop and arena rock; it also had a surprisingly long-lived effect on both alternative and heavy metal bands of the '80s and '90s, who also relied on the combination of loud riffs and catchy melodies. Cheap Trick's roots lie in Fuse, a late-'60s Rockford, IL, band formed by Rick Nielsen and bassist Tom Petersson, who released an unsuccessful album on Epic in 1969. After the record failed to gain any attention, the band relocat...

Midlife: A Beginner’s Guide to Blur

Untuk menyambut tur reuni guna memperingati perayaan 20 tahun berdirinya Blur, maka dirilislah ‘Midlife: A Beginner’s Guide to Blur’, sebuah album ganda yang berisikan banyak single dari album-album terdahulu mereka. Lho, bukannya mereka sudah pernah merilis album ‘The Best of Blur’ di tahun 2000? Benar sekali, akan tetapi album ini ternyata merupakan kompilasi yang lebih luas dari album tersebut. 'The Best of Blur' sendiri merangkum serangkaian hits yang terdapat dalam 5 album dalam periode tahun 1991 hingga 1999. Sedangkan ‘Blur – Midlife: A Beginner’s Guide to Blur’ ini juga mencakup hits dari album ‘Think Tank’ yang rilis di tahun 2003, album terakhir mereka. Pada dekade 90-an, Blur merupakan penggerak utama motor invasi Brit-Rock di dunia selain Oasis dan juga Radio Head. Bahkan Oasis digadang-gadangkan menjadi rival utama mereka dalam merebut tahta penguasa Brit-Rock. Sayangnya, menjelang era 2000-an justru kedua ba...